“PENYESUAIAN DIRI”
Disusun oleh:
YASRI MURNI SUMETRI
XI IPA 1
SMA NEGERI PINTAR
KEBUPATEN KUANTAN
SINGINGI
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Makna
akhir dari hasil pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal
yang telah dipelajari dapat membantunya dalam menyesuaikan diri dengan
kebutuhan-kebutuhan hidupnya dan pada tuntutan masyarakat. Berdasarkan
pengalaman-pengalaman yang didapat di sekolah dan di luar sekolah ia memiliki
sejumlah pengetahuan, kecakapan, minat-minat, dan sikap-sikap. Dengan
pengalaman-pengalaman itu ia secara berkesinambungan dibentuk menjadi seorang
pribadi seperti apa yang dia miliki sekarang dan menjadi seorang pribadi
tertentu di masa mendatang.
Baik
dan buruk suatu proses yang terbentuk, ditentukan dengan bagaimana cara seorang
individu itu menyesuaikan dirinya dengan
kondisi dan lingkungannya.ada yang bisa menyesuiakan diri dengan
baik sehingga mampu membentuk situasi
yang baik, begit juga yang sebaliknya. Untuk menyesuaikan diri dengan hidup
diperlukan kepandaian dari diri masing-masing.
salah
satu ciri pokok dari kepribadian yang sehat mentalnya adalah memiliki kemampuan
untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri
maupun terhadap lingkungannya. Untuk lebih jelasnya marilah kita tinjau secara
lebih rinci pengertian dan proses penyesuaian diri, karakteristik penyesuaian
diri remaja dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri.
- RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
data-data yang telah dipaparkan diatas
dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1.
Apakah pengertian dari penyesuaian diri itu?
2.
Apa saja faktor yang
mempengaruhi proses penyesuaian diri?
3.
Apa saja bentuk-bentuk
penyesuaian diri?
- TUJUAN
Tujuan dari
penelitian ini adalah :
1.
Menjelaskan pengertian
dari penyesuaian diri itu
2.
Menjeleskan faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian
diri
3.
Menjelaskan bentuk-bentuk
penyesuaian diri.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian penyesuaian diri
Dalam istilah psikologi, penyesuaian diri (adaptasi Dalam
istilah psikologi) disebut dengan istilah adjustment. Adjustment merupakan suatu proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri dan tuntutan
lingkungan (Davidoff, 1991:194)
Chaplin (2000: 11) menyatakan :”penyesuaian disebut
dengan istilah adjusment. Adjustment merupakan suatu hubungan yang harmonis
dengan lingkungan fisik dan social”
Schneiders (1964: 51) mengungkapkan bahwa individu yang
memiliki penyesuaian diri yang baik (well adjustment person) adalah mereka
dengan segala keterbatasannya, kemampuannya serta kepribadiannya telah belajar
untuk bereaksi terhadap diri sendiri dan lingkungannya dengan cara efisien,
matang, bermanfaat, dan memuaskan. Efisien artinya bahwa apa yang dilakukan
individu tersebut dapat memberikan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan
tanpa banyak mengeluarkan energi, tidak membuang waktu banyak, dan sedikit
melakukan kesalahan. Matang artinya bahwa individu tersebut dapat memulai
dengan melihat dan menilai situasi dengan kritis sebelum bereaksi. Bermanfaat
artinya bahwa apa yang dilakukan individu tersebut bertujuan untuk kemanusiaan,
berguna dalam lingkungan sosial, dan yang berhubungan dengan Tuhan.
Selanjutnya, memuaskan artinya bahwa apa yang dilakukan individu tersebut dapat
menimbulkan perasaan puas pada dirinya dan membawa dampak yang baik pada
dirinya dalam bereaksi selanjutnya. Mereka juga dapat menyelesaikan
konflik-konflik mental, frustasi dan kesulitan-kesulitan dalam diri maupun
kesulitan yang berhubungan dengan lingkungan sosialnya serta tidak menunjukkan
perilaku yang memperlihatkan gejala menyimpang.
Penyesuaian diri dapat diartikan
atau dideskripsikan sebagai berikut :
1.
Penyesuaian berarti
adaptasi: dapat mempertahankan eksistensinya, atau bisa “survive” dan
memperbolehkan kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan
relasi yang memuaskan dengan tuntutan.
2.
Penyesuaian dapat
juga diartikan sebagai konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan
standar atau prinsip.
3.
Penyesuaian dapat diartikan
sebagai penguasaan,yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan
mengorganisasi respon- respon sedemikian rupa, sehingga bisa mrngatasi segala
macam konflik, kesulitan, dan frustrasi-frustrasi secara efisien. Individu
memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang adekuat/ memenuhi
syarat.
4.
Penyesuaian dapat
diartikan penguasa dan kematangan emosional yang tepat pada setiap situasi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
penyesuaian adalah suatu proses individu
yang dilakukan individu untuk menjalin
hubungan dengan orang lain dan lingkungannya.
2.
faktor yang
mempengaruhi proses penyesuaian diri
a.
faktor fisiologis
Kondisi
fisik, seperti pembawaan dan struktur/
konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek
perkembangannya secara instrinsik bekaitan erat dengan susunan/konstitusi
tubuh.
Shekdon
mengemukakan bahwa terdapat korelasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh
dan tipe-tipe temperamen (Moh. Surya, 1977:199). Misalnya orang yang tergolong ektomorf yaitu
yang ototnya lemah, tubuhnya rapuh, ditandai dengan sifat-sifat menahan diri,
segan dalam aktifitas sosial, pemalu, dan sebagainya.
Karena struktur jasmaniah
merupakan kondisi primer bagi tingkah laku maka dapat diperkirakan bahwa system
saraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian
diri. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan-gangguan dalam system
saraf, kelenjar, dan otot dapat menimbulkan gejala-gejala gangguan mental,
tingkah laku, dan kepribadian.
Dengan demikian, kondisi sistem-sistem
tubuh yang baik merupakan syarat
tercapainya proses penyesuaian diri yang baik.
b.
Faktor psikologis
Banyak sekali
faktor psikologis yang mempengaruhi penyesuaian diri, diantaranya adalah:
1.
Faktor pengalaman
Tidak semua
pengalaman mempunyai arti bagi penyesuaian diri. Pengalaman-pengalaman tertentu
yang mempunyai arti dalam penyesuaian diri adalah pengalaman yang menyenangkan
dan pengalaman traumatic (menyusahkan).
2.
Faktor belajar
Proses belajar
merupakan suatu dasar yang fundamental dalam proses penyesuaian diri, karena
melalui belajar ini akan berkembang pola-pola respon yang akan membentuk
kepribadian
3.
Determinasi diri
Dalam proses
penyesuaian diri, disamping ditentukan oleh faktor-faktor tersebut diatas,
orangnya itu sendiri menentukan dirinya, terdapat faktor kekuatan yang
mendorong untuk mencapai sesuatu yang baik atau buruk, untuk mencapai taraf
penyesuaian yang tinggi, dan atau merusak diri. Faktor-faktor itulah yang
disebut determinasi diri.
4.
faktor konflik
Ada
beberapa pandangan bahwa semua konflik bersifat mengganggu atau merugikan.
Sebenarnya, beberapa konflik dapat bermanfaat memotivasi seseorang untuk
meningkatkan kegiatan.
c.
Faktor perkembangan
dan kematangan
d.
Lingkungan sebagai Penentu Penyesuaian Diri
Seorang filosof dan psikologi Jerman menyatakan:”
pentingnya hereditas (pembawaan) dengan
lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia.
(Raber,1988:110)
Berbagai lingkungan anak seperti
keluaga dan pola hubungan didalamnya, sekolah, masyarakat, kultur dan agama
berpengaruh terhadap penyesuaian diri anak.
1.
Pengaruh rumah dan
keluarga.
Dari sekian banyak faktor yang
mengondisikan penyesuaian diri, faktor rumah dan keluarga merupakan faktor yang
sangat penting, karena keluarga merupakan satuan kelompok sosial terkecil.
Interaksi sosial yang pertama diperoleh individu adalah dalam keluarga.
Kemampuan interaksi sosial ini kemudian akan dikembangkan di masyarakat.
2.
Hubungan Orang Tua
dan Anak
Pola hubungan antara orang tua
dengan anak akan mempunyai pengaruh terhadap proses penyesuaian diri anak
–anak. Beberapa pola hubungan yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri antara
lain :
·
Menerima
(acceptance)
·
Menghukum dan
disiplin yang berlebihan
·
Memanjakan dan melindungi
anak secara berlebihan
·
Penolakan[1]
[1]Dra, Enung Fatimah,M.M,
Psikologi Perkembangan,(Pustaka Setia, 2010),
hlm.202
hubungan saudara yang penuh
persahabatan, kooperatif, saling menghormati, penuh kasih sayang, mempunyai
kemungkinan yang lebih besar untuk tercapainya penyesuaian yang lebih baik.
Sebaliknya suasana permusuhan, perselisihan, iri hati, kebencian, dan
sebagainya dapat menimbulkan kesulitan dan kegagalan penyesuaian diri.
4. lingkkungan masyarakat
Keadaan
lingkungan masyarakat dimana individu berada merupakan kondisi yang menentukan
proses dan pola-pola penyesuaian diri. Kondisi studi menunjukkan bahwa banyak
gejala tingkah laku salah bersumber dari keadaan masyarakat. Pergaulan yang
salah di kalangan remaja dapat mempengaruhi pola-pola penyesuaian dirinya.
5. lingkungan sekolah
Sekolah
mempunyai peranan sebagai media untuk mempengaruhi kehidupan intelektual,
sosial dan moral para siswa. Suasana di sekolah baik sosial maupun psikologis
menentukan proses dan pola penyesuaian diri. Disamping itu, hasil pendidikan
yang diterima anak disekolah akan merupakan bekal bagi proses penyesuaian diri
di masyarakat.
e.
Faktor budaya dan
agama
Agama memberikan suasana
psikologis tertentu dalam mengurangi konflik, frustasi, dan ketegangan lainnya.
Agama juga memberikan suasana damai dan tenang
bagi anak.
Penyesuaian diri
, lingkungan hidup juga mempengaruhi faktor
budaya dan agama. Jika tempat individu
berada dan berinteraksi pada tata
cara kehidupan yang baik, maka akan mempengaruhi
cara anak menempatkan diri dengan
masyarakat sekitarnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri antara lain
(Enung dalam Nofiana, 2010:17):
1.Faktor Fisiologis. Struktur jasmani merupakan kondisi yang
primer dari tingkah laku yang penting bagi proses penyesuaian diri
2.Faktor Psikologis. Banyak faktor psikologis yang mempengaruhi
penyesuaian diri antara lain pengalaman, aktualisasi diri, frustasi, depresi,
dsb.
Dengan demikian, faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri terdiri :
a.
Faktor jasmani,
b.
Faktor rohani,
c.
Faktor lingkungan,
d.
Faktor ekonomi
3.
Bentuk-bentuk Penyesuaian Diri
Menurut Gunarsa (dalam
Sobur, 2003:529) bentuk-bentuk penyesuaian diri ada dua antara lain:
a. Adaptive
Bentuk penyesuaian
diri yang adaptive sering dikenal dengan istilah adaptasi. Bentuk penyesuaian
diri ini bersifat badani, artinya perubahan-perubahan dalam proses badani untuk
menyesuaikan diri terhadap keadaan lingkungan. Misalnya, berkeringat adalah
usaha tubuh untuk mendinginkan tubuh dari suhu panas atau dirasakan terlalu
panas.
b. Adjustive
Bentuk penyesuaian
diri yang lain bersifat psikis, artinya penyesuaian diri tingkah laku terhadap
lingkungan yang dalam lingkungan ini terdapat aturan-aturan atau norma.
Misalnya, jika kita harus pergi ke tetangga atau teman yang tengah berduka cita
karena kematian salah seorang anggota keluarganya, mungkin sekali wajah kita
dapat diatur sedemikian rupa, sehingga menampilkan wajah duka, sebagai tanda
ikut menyesuaikan terhadap suasana sedih dalam keluarga tersebut.
Jadi, bentuk penyesuaian itu terdiri dari:
-bentuk individu,
-bentuk
kelompok
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Manusia tidak dilahirkan dalam
keadaan telah mampu menyesuaikan diri, maka penyesuaian diri terhadap
lingkungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan memerlukan proses yamg cukup
unik. Penyesuaian diri dapat diartikan adaptasi, konformitas, penguasaan, dan
kematangan emosional. Proses penyesuaian diri yang tertuju pada pencapaian
keharmonisan antara faktor internal dan eksternal anak sering menimbulkan
konflik, tekanan, frustasi, dan berbagai macam perilaku untuk membebaskan diri
dari ketegangan.
Kondisi fisik, mental, dan
emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan di mana
kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian yang baik atau salah. Selain
faktor lingkungan, faktor psikologis, kematangan, kondisi fisik, dan kebudayaan
juga mempengaruhi proses penyesuaian diri.
B.
SARAN
seharusnya orang
tua memahami keadaan remaja anaknya sehingga orang tua mampu mengarahkan anak
remajanya menuju penyesuaian diri yang tepat. Selain itu orang tua juga harus
peduli dengan semua faktor berpengaruh pada proses penyesuaian diri remaja.
DAFTAR PESTAKA
Fatimah,Enung,Dra. 2010. Psikologi perkembangan. Bandung: Pustaka Setia.
Srwono, Sarlito Wirawan. 1976. Psikologi Umum: Jakarta: Bulan
Bintang.
Kartono, kartini. 2001. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers.
Schneiders, A. 1964. Personal Adjustment and Mental Health. New York: Rinehart & Winston.
Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
(online)http://www.kajianpustaka.com/2013/01/teori-penyesuaian-diri.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar